Translate

Saturday, February 11, 2012

Sambungan... Dua Tahun Pertamaku

Uhhh..akhirnya bisa jeda sejenak, dan bisa diam-diam masuk kamar dan duduk tenang di meja kerjaku, sementara suamiku masih asyik ngobrol dengan Henrik keponakannya yang malam minggu ini kami undang makan di sini.

Kebetulan akhir pekan ini aku libur kerja, jadi bisa meluangkan waktu lebih banyak untuk keluarga di rumah, dan tentunya membereskan pekerjaan rumah tangga yang agak terbengkalai, seperti membersihkan rumah, membereskan tumpukan pakaian bersih (di sini aku sudah mulai tidak maniak menyetrika) hanya kemeja suami, kemeja kerjaku, celana-celana panjang yang masuk daftar HARUS DISETRIKA, selebihnya hanya dilipat manis saja ;)

Syukurlah suamiku tipe suami yang ringan tangan. Melihatku sibuk, dia tanpa aku minta akan membantu membersihkan rumah, atau membantuku mencuci piring bahkan memasak. Rasanya terbantu sekali bila dia ada di rumah.

Aku jadi ingat, pernah ada saat-saat aku harus sendiri tanpa dia. Pertamakalinya adalah ketika dia harus bertugas di Zanzibar Afrika selama kurang lebih dua bulan, dan Haiti selama kurang lebih 6 bulan. Selalu sebelum menjawab Iya terhadap tawaran kerja yang dia dapat, Lars selalu meminta persetujuanku. Dia bilang :¨bila kamu tidak setuju aku pergi, aku tidak akan pergi¨.

Memang terasa berat kala itu buat aku. Bukan karena aku takut harus melakukan semuanya sendirian tanpa bantuannya, tapi lebih karena aku benci rasanya pulang ke rumah, dan tidak ada teman ngobrol yang seru --tempat bertukar pikiran-- seperti biasanya. Namun aku harus mengalahkan ego dan berpikir logis. Saat itu aku belum bekerja, dan satu2nya peluang untuk meneruskan roda perekonomian keluarga adalah Lars harus menerima tawaran pekerjaan itu.

Ketika pergi bekerja jauh dari keluarga, suamiku bilang dia selalu yakin aku bisa melakukan sesuatunya tanpa bantuannya. Dia juga selalu mengingatkan bahwa aku tidak sendirian di Denmark. Keluarga besarnya selalu ada buat aku. Ya aku memang tidak sendirian di sini, selain keluarga besar Møller, aku juga punya teman2 Indonesia yang siap membantuku ;)

Aku menjalani kesendirianku dengan berani. Aku bilang ke Lars: ¨Pergilah, ini kesempatan baik buat kamu dan juga buat aku dan Bintang. Jangan kuatir aku bisa menjaga diriku dan Bintang baik-baik selama kamu tidak ada¨.

Kesendirian memaksa aku bergerak lebih cepat dan mandiri dalam mengambil keputusan. Alhamdulilah aku bisa menjalaninya dengan baik dan beruntung diberi kesempatan oleh Tuhan untuk ¨sendirian¨ sesaat karena aku jadi lebih mandiri dan cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Setelah tugas di Haiti selesai, Lars mendapat tawaran kerja di Denmark yaitu di salah satu kommune di bagian Lingkungan Hidup, pekerjaan yang memang sesuai dengan minatnya. Untuk sementara dia tidak akan berpetualang lagi di luar Denmark. Namun kami berdua tidak pernah tahu apa yang terjadi ke depan. Bila pun dia harus pergi lagi, aku siap. Ini bagian dari konsekuensi menikahinya. Toh aku sudah lebih siap kali ini dan sudah teruji pula :)

1 comment:

  1. Semangat mbak... :-)
    Bintang ajarin Bahasa Indonesia ya mbak atau sekalian bahasa daerah. Biar tetep inget negri ibunya.
    Terimakasih. :-)

    ReplyDelete