Translate

Wednesday, December 15, 2010

Tradisi Natal yang menyatukan

Walaupun kami sekeluarga bukan penganut ajaran agama tertentu, mengikuti tradisi perayaan Natal merupakan suatu hal menarik yang tidak bisa kami lewatkan begitu saja.

Kali ini giliranku untuk menikmatinya sebagai suatu pengalaman budaya baru, karena suamiku selama kami hampir 7 tahun tinggal di Indonesia sudah kenyang merasakan berbagai pengalaman terkait dengan perayaan agama tertentu, misalnya: Idul Fitri (sempat mencoba ikutan saur dan puasa sehari penuh), Idul Adha (sampai ikutan beli kambing satu ekor!), Imlek, Nyepi, dan sebagainya.

Kenapa aku bilang budaya baru? Karena ini pertama kalinya aku merasakan suasana Natal di Denmark dan perayaan Natal di sini bukan hanya dirayakan oleh penganut agama Kristen saja tapi hampir semua penduduk termasuk muslim, hindu, budha, bahkan atheis ikut serta menyemarakkan suasana.

Perayaan Natal di Denmark memang jauh dari kesan religius. Aku sempat kaget ketika seorang kawan muslim yang berasal dari Afganistan bercerita bahwa dia sudah memasang pohon Natal di apartemennya. Karena penasaran aku pun bertanya apa tidak aneh untuk seorang muslim seperti dia memasang pohon terang di rumahnya? Apakah tidak ada larangan dari ajaran agamanya? Dia tersenyum dan menjawab: ya ada beberapa orang yang seperti itu, tapi aku memilih untuk tidak ambil pusing dan menikmati perbedaan ini dengan santai.

Suatu pernyataan yang cukup langka aku dengar, dan aku menghormatinya sangat. Dia dalam kesehariannya adalah seorang muslim yang taat: sholat 5 waktu, puasa ramadhan, puasa menjelang Idul Adha, tidak makan babi, tidak minum alkohol TAPI MEMASANG POHON TERANG DI RUMAHNYA :). Bagi dia agama adalah konsumsi wilayah pribadi tidak ada seorangpun yang bisa mempengaruhi apa yang harus dia lakukan sebagai seorang muslim di Denmark.

Perayaan Natal merupakan tradisi tahunan yang oleh beberapa orang Denmark tidak hanya dilihat sebagai suatu perayaan agama Kristiani namun juga secara historikal kultural dengan budaya skandinavia misalnya: nisse, yule goat, gløgg, yule log, dan yule boar.

Natal di Denmark dikenal dengan nama Jule yang secara historikal samasekali tidak terkait dengan ajaran agama Kristen. Jul merupakan festival perayaan musim dingin (winter fest) yang dirayakan tepat pada tanggal 25 Desember ( sesuai penanggalan Julian). Namun dalam perkembangannya di Denmark perayaan ini diadopsi dalam perayaan Natal umat Kristen namun tetap dengan menggunakan nama Jul. Jadi ketika kita mengucapkan selamat Natal di Denmark, maka kita akan mengucapkan:

GLÆDELIG JUL!!

Friday, December 10, 2010

There is no such thing as bad weather ...


Tahun ini merupakan pertamakalinya aku merasakan perubahan musim di Denmark. Ketika datang sekitar awal Maret 2010 musim dingin di Denmark tengah berakhir walaupun masih menyisakan satu – dua minggu salju. Saat itu merupakan kelanjutan musim dingin 2009 yang panjang.

Kemudian di awal penghujung April 2010 kami merasakan betapa indahnya musim semi. Pucuk-pucuk daun dan bunga mulai bermekaran menyambut hangatnya mentari. Warna-warna kontras alam begitu menawan hati memberikan semangat baru menuju ke musim panas yang sangat dinanti.

Juli hingga September 2010, merupakan musim panas terhangat yang pernah aku rasakan. Suhu udara bahkan pernah mencapai 35 derajad celcius! Tentu orang-orang di sini menikmati anugrah kehangatan ini dengan semestinya: beraktivitas di luar rumah memenuhi rongga paru-paru mereka dengan segarnya aroma alam musim panas sembari mencoklatkan kulit mereka yang pucat.

Sayang, musim panas harus berganti menjadi musim gugur ketika September mulai berakhir. Namun keindahan alam masih sangat menawan kala perubahan musim kita amati dengan semua indera yang kita miliki. Warna-warna kontras : kuning, merah, oranye, coklat, lila mulai bermunculan. Pohon-pohon mulai meranggas kedinginan menanggalkan daun-daunnya dan beterbangan ditiup angin. Betul-betul musim yang dapat membangkitkan aura sentimentil.

Perubahan-perubahan yang kuamati begitu tegas batasnya, walau bagi beberapa orang semua ini biasa dan tidak istimewa . Sama misalnya dengan kita yang sudah terbiasa hidup dalam 2 musim di Jakarta, berangkat dan pulang bekerja di tengah sumpeknya lalu lintas, polusi udara, dan sebagainya. Batas-batas perubahan menjadi blur dan tidak begitu menarik untuk diulas.

Kini musim dingin di Denmark telah tiba dengan segenap hati: hujan salju dan suhu udara yang drop di bawah nol derajad celcius menyebabkan kekacauan transportasi udara dan darat. Jadwal penerbangan menjadi berantakan, serta kereta dan bis datang terlambat mengantar penumpang ke tempat tujuan.

Namun lepas dari semua kesulitan yang disebabkan oleh musim dingin, semuanya masih baik-baik saja. Aku tetap sehat, jarang sakit dan yang terpenting tetap dapat menjalankan aktivitas sehari-hariku dengan dengan baik.

Jadi tidak ada istilah musim atau cuaca yang buruk, karena semuanya tergantung seberapa tebal pakaian yang Anda kenakan. Terjemahan bebas dari peribahasa masyarakat yang hidup dalam 4 musim:
´´ There is no such thing as bad weather – it is a question at how you dress ´´
.

Sunday, November 14, 2010

Duh semakin susah nih untuk tinggal menetap di Denmark

Desas desus adanya peraturan baru dari pemerintah Denmark untuk para calon pendatang baru ternyata bukan cuma isapan jempol. Per tanggal 15 Nopember 2010 resmi berlaku aturan baru bagi para pendatang yang mengajukan ijin tinggal sementara karena mengikuti anggota keluarga yang telah terlebih dahulu tinggal di Denmark (family reunification temporary resident permit). Aturan baru itu adalah: pihak pengaju ijin tinggal HARUS LULUS TEST IMIGRASI!

Testnya sendiri dilaksanakan di Denmark. Jadi pengaju ijin tinggal mau tidak mau harus datang ke Denmark untuk mengikuti test tersebut.

Testnya berlangsung selama 30 menit terdiri dari 2 jenis test: test bahasa dan pengetahuan umum tentang Denmark. Dua jenis test ini berlangsung tanpa jeda istirahat. Test terdiri dari 70 pertanyaan. Kita dinyatakan lulus, bila minimal bisa menjawab benar 28 pertanyaan test bahasa dan 21 pertanyaan test pengetahuan. Penting dicatat bahwa test ini hanya diadakan dalam BAHASA DANISH dan dalam bentuk ORAL TEST (kita harus menjawab secara lisan dalam bahasa Danish! ) secara komputerisasi. Untuk ikut serta dalam test ini peserta harus mendaftar terlebih dahulu dan harus membayar sebesar DKK 3000 (atau kurang lebih 6 juta rupiah!)

Bila kita tidak lulus test imigrasi ini, maka berarti kita gagal mengajukan ijin tinggal di Denmark dan harus kembali pulang ke negara asal. Di negara asal, kita bisa mengajukan pengajuan baru lagi.

Karena itulah pemerintah Denmark menekankan bahwa mempelajari bahasa Danish ADALAH TANGGUNGJAWAB KITA SENDIRI. Dalam situs nyidanmark.dk mereka memberi beberapa sumber belajar bahasa Danish melalui CD maupun secara online.

Pemerintah Denmark telah menyiapkan paket persiapan yang dapat digunakan sebagai media belajar sebelum mengikuti test imigrasi. Paket persiapan ini terdiri dari:

  1. Film pendidikan Hidup di Denmark berdurasi 90 menit terdiri dari 17 bagian (dengan 18 alih bahasa).
  2. Daftar kata-kata Danish.
  3. 100 foto-foto dari film yang berkaitan dengan sosial budaya Denmark.
  4. 2 contoh test bahasa dan instruksi test.

Sayangnya paket persiapan ini TIDAK GRATIS. Kita harus membayar kurang lebih DKK 206, 25 (kurang lebih 400 ribu rupiah). PAKET HANYA BISA DIKIRIM KE ALAMAT DI DENMARK.

Selain itu DESAS DESUS yang sayangnya belum aku dapatkan status infonya di situs pemerintah DK (cuma baru aku dengar dari debat di tv dan radio) bahwa ada rencana menaikkan uang jaminan (Collateral Requirement) dari DKK 62,231 (sekitar Rp 120 juta) per 2010 menjadi DKK 100,000 (atau kurang lebih Rp 200 juta). Uang jaminan ini adalah salah satu persyaratan yang harus dipenuhi ketika kita mengajukan ijin tinggal sementara family reunification.

Untuk info lengkapnya silakan cek di situs New to Denmark
Bila ada yang mau ditanya secara personal silakan email di kristinabudiati@gmail.com

Sunday, October 3, 2010

Berburu jamur di dalam hutan

Memasuki bulan Oktober, suhu udara semakin terasa dingin karena memasuki pertengahan musim gugur menuju musim dingin yang beku. Inilah musim gugur pertamaku di Denmark.
Daun-daun mulai berguguran dan berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan. Lambat laun semuanya akan gugur dan nyaris tak ada tumbuhan yang sanggup hidup dalam kebekuan musim dingin nanti.

Saat musim gugur seperti ini banyak orang mulai mencari jamur di hutan. Banyak jenis jamur liar yang dapat dimakan, namun banyak juga yang beracun dan mematikan.

Akhir pekan ini, aku menginap di rumah kakak ipar yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari hutan. Kami berjalan menyusuri hutan dan hari itu kami beruntung menemukan banyak jamur terompet hitam ( Craterellus Cornucopioides). Bentuk jamurnya seperti namanya berbentuk seperti terompet dengan warna hitam yang sangat tidak menarik.

Aku sempat heran ketika tahu bahwa jenis jamur ini ternyata bisa dimakan karena penampilan luarnya yang tampak berbahaya. Kakak iparku malah bilang bahwa banyak jamur yang berwarna putih bersih layaknya jamur merang atau jamur champignon malah sangat beracun dan potensial mematikan. Sekitar satu bulan yang lalu aku juga mendengar berita satu keluarga China yang tinggal di Denmark tewas secara mengenaskan setelah mengkonsumsi jamur liar (yang tampak mirip jamur merang atau champignon) yang mereka temukan di dalam hutan.

Karena itulah kita tidak boleh sembarangan berasumsi jamur yang kita lihat tumbuh di dalam hutan dapat kita makan hanya dari penampilan luarnya saja. Kakak iparku memiliki buku panduan jenis-jenis jamur liar sehingga kita dapat mengetahui jenis-jenis mana saja yang dapat dimakan dan yang tidak boleh dimakan.

Jamur terompet hitam yang kami temukan setelah dibersihkan (hanya dibuang ujung akarnya dan tidak perlu dicuci dengan air karena bila basah rasanya tidak lagi enak) dimasak dengan saus krim sebagai pendamping steak daging sapi. Besok paginya sebelum pulang ke rumah, kami mencari lagi jamur terompet hitam di tempat yang sama dan mendapati beberapa untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Kali ini jamur hitam aku jadikan santapan makan siang dengan paduan omelet telur. Yummy!

Wednesday, August 11, 2010

Aktif di Denmark

Tanpa terasa sudah hampir 6 bulan, aku menjalani hari-hari baruku di Denmark. Setiap kali ditanya dalam bahasa Danish `´Kan du god lide bor i Danmark?´` (betah tidak tinggal di Denmark), aku pasti mengangguk tersenyum dan mencoba menjawab diplomatis ´´hidup di sini lebih berat daripada ketika di Indonesia, namun saya mencoba menjalaninya´´.

Kendala utama hidup di dataran utara Eropa ini bukan hanya soal cuaca yang lebih sering dinginnya daripada panasnya, namun juga aspek-aspek lain seperti perbedaan bahasa dan budaya. Banyak saudara atau teman yang mengira hidup dan tinggal di Denmark lebih enak daripada tinggal di Indonesia, pemikiran itu belum tentu benar, tapi bukan berarti salah sama sekali.

Hidup di Denmark berat karena setiap individu dewasa dan normal di sini harus dapat menjalani hidup secara mandiri dan memberikan kontribusi positif kepada negara melalui pajak pendapatan dan juga peran aktif di dalam masyarakat. Selain itu ngga enaknya, hampir semua barang dan jasa di Denmark harganya alamak mahalnya (apalagi kalau kita bandingkan harganya dengan di Indonesia, bagai bumi dan langit!). Ketika di Indonesia, ketika berbelanja di supermarket , hampir tak pernah aku mengecek harga barang yang mau diambil atau membanding-bandingkan harga dari setiap produk, namun di Denmark, para konsumen sangat aware terhadap harga produk karena akan sangat mempengaruhi jumlah pengeluaran belanja mereka sehari-hari. Jadi mereka sangat-sangat teliti sebelum membeli. Beda harga sedikit sangatlah berarti :D

Selain itu tak perduli betapa sibuk dan lelahnya pasangan suami istri bekerja di luar rumah mencari nafkah, ketika mereka tiba di rumah semua pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak, mencuci , merawat anak dan sebagainya harus dikerjakan secara bersama-sama tanpa membedakan ini tugas suami, itu tugas istri, karena di Denmark jarang sekali keluarga memiliki pembantu rumah tangga. Mungkin hanya keluarga kerajaan atau bangsawan saja yang punya karena gaji pembantu di Denmark bukan dihitung secara bulanan, namun per jam dan itu juga tidak full 24 jam seperti mbak-mbak kita di Indonesia :P. Seorang Ou Pair (baby sitter) keluarga kaya, dia hanya boleh bekerja 4 jam dalam sehari dan mendapatkan libur 2 hari dalam seminggu. Gaji bersihnya nya sekitar 4000-5000 DKK perbulan atau sekitar Rp 7-8 juta. Pajak pendapatan Ou pair tersebut juga ditanggung oleh sang majikan. Gaji tersebut termasuk kecil di Denmark karena harga barang dan jasa yang sangat-sangat mahal di sini. Jadi gaji segitu, hitung-hitung hanya untuk uang saku atau uang jajan si Ou Pair karena dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli makanan dan tempat tinggal. Semuanya ditanggung oleh majikan. Ayo siapa yang mau jadi Ou pair di Denmark? :D

Jadi seperti di keluargaku yang nota bene sama sekali bukan keluarga bangsawan :P, pagi-pagi sekali sekitar pukul 6 pagi aku sudah bangun dan menyiapkan keperluan Bintang seperti kotak makan siang dan keperluannya selama di bornehave. Suamiku Lars dengan kesadaran dan tanggungjawabnya yang tinggi, juga bangun dan membantuku menyiapkan sarapan pagi. Setelah beres mendadani Bintang, dia akan mengantar kami. Pertama dia akan mengantarku ke sekolah bahasa dan kemudian mengantar Bintang ke bornehave. Setelah itu dia akan kembali ke rumah dan bekerja dari rumah. Sementara ini selain bekerja secara paruh waktu sebagai konsultan, profesi utamanya adalah sebagai supir keluarga dan tukang masak :D . Semua itu dia lakoni dengan senang hati dan tanpa keluh kesah. Bahkan terkadang dia tanpa sungkan membantu menjemurkan pakaian-pakaian basah dari mesin cuci. Entah bagaimana rasanya, bila aku harus hidup tanpanya. Dia suami yang sangat ringan tangan (bukan berarti suka memukul istri ya) :P.

Berat memang hidup tanpa pembantu, itu jujur yang aku rasakan. Namun lambat laun aku bisa mengatasinya dan mulai menikmatinya :D. Aku juga belajar tidak manja dan mentang-mentang. Dulu ketika di Jakarta, untungnya aku tidak terlalu maniak pergi kemana-mana dengan taksi. Pergi dan pulang dari kampus UI Salemba setiap harinya aku pasti selalu menggunakan mikrolet, walau harus menyambung berkali-berkali hingga kediaman mewahku di Pejaten Barat :D. Mungkin buat orang yang tahu aku ´´istri orang bule´´ pasti akan bertanya-bertanya. Tapi aku ga perduli, karena sejak SD aku memang suka naik mikrolet dan tidak akan berhenti hanya karena aku sudah menikah dengan bule. Malah aku kadang-kadang saat libur iseng mengajak suamiku naik metro mini, kopaja dan bahkan KRL ekonomi ke Bogor . Kami juga sering nongkrong santai di tenda bebek goreng yang ada di pinggir jalan di sekitar Blok M :D. I am is I am :D. I will never change :D

Jadi ketika tinggal di Denmark, aku tidak peduli mobil apa yang aku punya, naik apa aku ke sekolah nanti dsb.dsb.. malah buat aku naik bis di Denmark sangat-sangat praktis dan FUN. Aku berencana pertengahan September nanti ketika kami pindah lagi ke kota Slagelse, kendaraan utama yang akan aku gunakan untuk berangkat sekolah dan menjemput Bintang adalah SEPEDA. Selain praktis dan sehat, aku lihat perempuan di Denmark terlihat sexy ketika bersepeda di jalan. Apalagi mereka bersepeda dengan dandanan cewek yang super modis :D. Ga ada tuh istilah gengsi bersepeda di sini. Itu yang aku suka sekali!

Selain itu enaknya tinggal di Denmark, kesempatan kita untuk menambah ilmu dan wawasan sangat lah terbuka luas. Pihak pemerintah melalui kantor kommune, lembaga-lembaga pendidikan formal-informal, dan beberapa LSM memiliki program-program edukatif berupa kursus-kursus singkat beragam topik dari sosial budaya, kesenian, olahraga, pengembangan diri, hingga ketrampilan. Semuanya terbuka luas bagi setiap penduduk. Banyak di antaranya yang bahkan gratis alias tidak dipungut biaya samasekali. Jadi tidak ada istilah hidup pasif di sini karena semua kesempatan untuk mengembangkan wawasan tersedia lengkap.

Aku sendiri memilih untuk mulai bekerja secara sukarela untuk Palang Merah Denmark Slagelse. Mereka memiliki program pendampingan terhadap remaja perempuan usia sekitar 13 hingga 20 tahun yang telah memiliki anak. Kebanyakan dari mereka adalah orangtua tunggal dan tidak mendapatkan dukungan samasekali dari siapapun dalam keluarga mereka. Palang Merah Denmark Slagelse menjadi semacam fasilitator jaringan ibu-ibu muda ini sehingga mereka dapat saling mendukung dan membantu satu sama lainnya. Aku mungkin akan ditempatkan untuk membantu kelompok anak-anak mereka yang berusia antara 3 hingga 7 tahun. Ketua PM Denmark Slagelse menempatkan aku di kelompok anak-anak itu karena dia yakin kemampuanku berbahasa Danish dapat cepat terasah bila sering berinteraksi dengan anak-anak :D . ´´Mereka tidak perduli tata bahasamu salah, yang mereka perlukan adalah kepribadian yang FUN dan energik. Saya rasa kamu cocok´´ , begitu katanya ketika kami bertemu membahas pekerjaan apa yang bisa aku lakukan pertamakali.

Proyek selanjutnya, dia mengharapkan aku dapat membantu membentuk kelompok imigran atau pendatang di Denmark yang hidupnya desperate. Pola pendekatan adalah melalui pendekatan secara personal karena banyak diantara mereka sangat-sangat membutuhkan seseorang yang bisa menjadi LIFE WITNESS alias menjadi sahabat yang mau mendengarkan dan malakukan sesuatu yang sederhana tanpa tumpang tindih dengan layanan yang mereka telah terima dari kommune setempat. Kelompok kedua ini diharapkan kedepannya dapat terpadu dengan kelompok pertama . Namun untuk proyek kedua ini, dia menunggu hingga kemampuanku berbahasa Danish sudah lebih bagus daripada sekarang. Sebagai imbalannya Palang Merah Denmark Slagelse akan mengikutsertakan aku dalam berbagai kursus-kursus terkait tanpa harus membayar SEPESERPUN!

Tentu , aku sangat sangat antusias sekali :D. Hari-hariku berarti tidak hanya melulu sekolah bahasa dan rumah tangga. Namun aku akan mulai berbaur langsung dengan masyarakat Denmark melalui akses dari Palang Merah Denmark Slagelse. Memang saat ini, aku tidak akan mendapatkan uang sepeserpun, namun kesempatan untuk belajar dan membuka wawasan baru buatku lebih berharga dari lembar-lembar uang yang bisa habis dibelanjakan hanya dalam hitungan jam.

Wednesday, July 28, 2010

Teman-teman Bebek

Ketika menjalani hidup kita harus melihat ke depan, tapi bukan berarti kita tidak samasekali melihat ke belakang. Pengalaman masa lalu mengajarkan kita untuk tidak mengulang kesalahan yang sama, sehingga langkah kita ke depan akan menjadi lebih baik. Tentunya kita tidak ingin jatuh ke lubang yang sama, bukan?

Seperti juga pengalamanku berteman dengan banyak orang di masa lalu. Banyak kesalahan yang telah aku buat dalam memperlakukan diriku sendiri dalam konteks pertemanan. Naif begitulah kata yang mungkin tepat aku sandingkan buat diriku sendiri saat itu.

Dulu aku tidak pandai membedakan antara teman sejati dan teman palsu. Yang penting ramai-ramainya, makan siang bareng, belanja bareng, dugem bareng, pergi ke pesta bareng dan sebagainya dan sebagainya pokoknya bisa bareng-bareng seperti kawanan bebek yang terbang di langit. Kuantitas teman menjadi lebih penting dari kualitas pertemanan itu sendiri.

Ketika bertemu dengan banyak teman, salah satu hal yang sulit sekali dihindari adalah membicarakan teman yang lain (yang nota bene mungkin masih berada dalam lingkar pertemanan yang sama). Alih-alih membicarakan hal yang positif dari sang teman, kita malah asyik bergunjing hal-hal yang sebetulnya bukan menjadi urusan kita sebagai teman. Kita begitu asyik membicarakan keburukan atau hal-hal negatif teman kita sendiri. Ironiknya kita sangat menikmati perbincangan tersebut. Kita senang melihat penderitaan teman kita dan dengan segenap hati menyorakinya.

Apakah ini refleksi atas kekecewaan kita sendiri terhadap hidup yang kita lakoni? Seolah-olah dengan bergosip dan mentertawai nasib buruk teman kita, hidup kita sendiri menjadi terasa lebih ringan dan menjadi lebih baik?? Sakit memang kedengarannya, tapi itulah yang kurasakan kita aku dulu sering berteman dengan gaya bebek.

Orang-orang dalam lingkar pertemanan bebek itu, uniknya juga merupakan korban-korban gosip dari teman-teman bebek yang lainnya. Si A misalnya ketika bertemu dengan B, akan membicarakan keburukan si C. Si C ketika bertemu dengan A akan membicarakan keburukan si B, dan ketika mereka bertemu bertiga , mereka akan bergosip ria tentang si D atau si E atau siapa saja yang tengah menjadi perhatian mereka, dan seterusnya dan seterusnya. Sepertinya hidup orang lain sungguh menarik untuk dibicarakan, atau bahkan dibumbui sehingga lebih sedap ketika disampaikan ke orang lain.

Aku sendiri tentu tidak kaget ketika seorang kenalan baru tiba-tiba menyampaikan keprihatinannya atas cerita-cerita yang dia dengar tentang kehidupan masa laluku. Aku tidak perlu repot-repot bertanya siapa narasumbernya, karena sudah pasti cerita yang dia dengar itu datangnya dari kawanan teman-teman bebekku itu, dan itupun dia amini. Aku sendiri geli ketika setelah sekian lama tidak bertemu dengan teman-teman bebekku itu, tiba-tiba ada orang asing yang mangajak berkenalan karena saking penasarannya membandingkan antara aku dalam cerita-cerita versi teman-teman bebekku dengan aku sendiri yang kebetulan dia lihat melalui facebook atau ketika tidak sengaja bertemu di suatu acara ketika aku dan keluarga masih berada di Indonesia.

Aku bilang ke dia, aku tidak apa-apa. Cerita yang mereka sampaikan ke dia mungkin benar adanya, walau mungkin agak-agak didramatisir biar lebih seru hehehe. Cuma yang menjadi keherananku, orang itu tidak kenal aku sebelumnya, kok ya repot-repot banget teman-teman bebekku itu harus cerita tentang masa lalu ku ke dia. Apa mereka kurang kerjaan ya di kantornya? :D

Sekarang aku ingin bersikap lebih hati-hati. Bukan aku tidak ingin memiliki teman yang banyak. Tapi buatku kualitas pertemanan saat ini lebih penting daripada banyak teman tapi tidak merasa nyaman. Tentu aku juga manusia biasa, yang bisa merasa sakit ketika mendengar cerita kehidupannya diumbar-umbar tanpa rasa jengah sedikitpun. Seolah-olah ketika membicarakan orang lain, hidup kita sendiri lebih baik atau lebih mulia. Dan juga menilai orang dengan standar yang kita buat sendiri. Kita lupa bahwa masih ada Tuhan yang mencatat semuanya. Mencatat kemunafikan yang kita lakukan terhadap orang-orang yang kita panggil sebagai teman.

Sunday, July 18, 2010

Hari yang panjang di kampung halaman HC Andersen

Puisi karya HC Andersen yang aku baca ketika mengunjungi Museum HC Andersen di Odense

R
asanya excited banget ketika aku berkesempatan melakukan perjalanan sendiri untuk pertamakalinya di Denmark dengan kereta Slagelse-Odense. Suami memberiku libur dari aktivitas rumah tangga, ``You need to having fun with your friends, just go dont worry about Bintang``, ujar Lars ketika aku sampaikan niatku mengunjungi Kadek teman Indonesiaku yang bertempat tinggal di Odense.

Odense merupakan kota tempat kelahiran penulis dongeng terkenal Hans Christian Andersen. Aku mengenal dongeng-dongengnya sejak kecil. Beberapa karya beliau sangat melekat di pikiran hingga kini. Jadi ketika aku keluar dari stasiun kereta Odense, pertamakali yang HARUS aku kunjungi adalah Museum HC Andersen. Jadi Kadek dengan senang hati mengantarku ke sana.
Setelah dari museum kami berjalan kaki menuju apartemen Kadek. Setelah beristirahat sejenak, aku membantu Kadek memotong-motong sayuran bahan pecel dengan bumbu pecel kiriman bapakku. Kadek sendiri sudah memasak ayam betutu dan baso sapi. Setelahnya Kadek juga membuat pangsit isi ayam dan udang. Semuanya makanan khas Indonesia yang SUPER LEZAT!!

Menjelang sore, datanglah beberapa teman: Wulan asli Bandung yang sudah 10 tahun tinggal di Denmark, Farah asli Singapura yang sudah tinggal di Denmark 2 tahun, Daniela cewek Bosnia yang tinggal di Denmark setahun lebih. Sambil makan kami saling bertukar cerita dan berdiskusi tentang beberapa hal yang berkaitan dengan kehidupan sebagai pendatang di Denmark. Oya ada satu lagi teman yang datang menyusul yaitu Emma dari Kenya.

Setelah puas makan, kami keluar bersama-sama untuk menikmati kehidupan malam di Odense. Terus terang ini kali pertamanya aku keluar malam di Denmark. Kami menuju salah satu bar & cafe di pusat kota, dan menikmati suasana di sana. Tanpa sungkan kami menghangatkan malam dengan dance bersama-sama diiringi musik yang menghentak. It was very fun indeed!!

Tanpa terasa kami bersama-sama hingga pukul 03.30 pagi!!
Sungguh hari panjang yang menyenangkan di kampung halaman HC Andersen.

Wednesday, June 30, 2010

Jarang Update

Kembali bersekolah membuat waktuku untuk menulis agak tersita. Untungnya, perusahaan dimana aku terdaftar sebagai ghost writer, memahami kondisiku dan mengurangi beban order penulisan artikel setiap minggunya. Atau deadline diperpanjang, sehingga aku cukup banyak waktu untuk menyelesaikan setiap order penulisan.

Selain itu, tentu saja aku juga agak keteteran untuk menulis lagi di blog ini. Padahal banyaakkkkk sekali yang bisa aku tulis. Namun apa daya sampai di rumah, pekerjaan rumah sudah menanti dan setelahnya mata tidak bisa diajak kompromi , jam 9 malam pasti sudah ngantuk sekali.
Padahal sebelum bersekolah, waktu menulisku yang efektif ya antara jam 9 – 12 malam, dimana Bintang sudah tidur dan aku bisa duduk tenang di depan laptop.

Untungnya hari ini libur musim panas telah di mulai. Sekolah bahasaku libur dan masuk kembali tanggal 4 Agustus nanti. Karena aku libur, otomatis Bintang aku liburkan pula dari børnehave. Jadi aktivitas pagiku tak lagi begitu sesibuk ketika harus berangkat sekolah. Setelah selesai sarapan pagi, tadi aku beberes tumpukan pakaian kotor yang harus dicuci, dan juga menscan ijasah-ijasah sekolahku untuk aku kirim ke jasa penerjemah tersumpah di Jakarta. Hasil terjemahan akan aku kirim ke badan pengkajian pendidikan di Denmark. Mereka akan mengkaji ijasah-ijasah yang aku miliki guna disesuaikan dengan standar sistem pendidikan di Denmark. Hasil pengkajian yang akan aku terima nanti dapat aku gunakan untuk meneruskan studi atau melamar pekerjaan di Denmark.

Tidak terasa sudah 4 bulan aku di Denmark. Alhamdulilah proses kependudukan ku di sini lancar-lancar saja. Sekolah bahasa juga aku jalani dengan senang hati. Karena harus bersekolah setiap hari Senin hingga Jumat, lumayan bahasa Danishku mulai pelan-pelan terasah. Aku mulai bisa menjawab atau bercakap-cakap dengan dengan orang asing yang bertanya sesuatu, misalnya seorang bapak tua yang menanyakan rute bis ketika aku dan Bintang tengah menunggu bis yang akan membawa kami pulang ke rumah. Atau ketika harus berhubungan dengan layanan masyarakat seperti: kantor kommune dan dokter. Walau masih kaku aku mencoba semaksimal mungkin menggunakan Bahasa Danish yang sudah aku dapatkan dari sekolah. Doakan ya mudah-mudahan tahun depan aku sudah fasih :)

Aku juga mulai mendapatkan beberapa teman baru. Eh, ternyata di kota di mana aku tinggal ada dua orang perempuan Indonesia yang sudah lebih dahulu menetap di sana. Salah satunya Nining, asli Solo, dia sudah 3 tahun tinggal di Denmark. Sudah beberapa kali ini aku bertemu dan jalan bareng dengannya. Rasanya senang sekali bisa bertemu teman sebangsa terutama ketika mereka tinggal di kota yang sama. Dari mereka aku mendapatkan banyak sekali info-info penting berkaitan dengan pendidikan dan pekerjaan di Denmark.

Monday, June 7, 2010

Belajar Mandiri

Bicara tentang kemandirian sebenarnya bukan hal yang baru buatku. Sepanjang perjalanan usiaku yang tidak lagi muda (tahun ini akan menginjak 36 tahun), terdapat beberapa fase-fase di mana aku dipaksa menjadi lebih mandiri dan tidak terlalu tergantung pada orang-orang di sekitarku.

Latar belakang ku sebagai anak dari keluarga broken home juga menjadi salah satu pemicu kondisi yang saat itu mau tak mau memaksaku keluar dari kepompong hangat bernama ketergantungan dan kemanjaan.

Namun aku tidak memungkiri ada saat-saat dimana kehidupanku dipenuhi fasilitas yang luar biasa; 5 tahun menikah dengan seorang ekspatriat dan tinggal di negeri gemah rimpah loh jinawi : Indonesia. Di mana kami hidup bagaikan kaum bangsawan, di dalam rumah mewah dan mendapatkan pelayanan pembantu, supir, satpam, dan baby sitter. Terus terang aku menikmatinya, namun mencoba untuk tidak larut di dalamnya. Alam bawah sadarku bilang: ini hanya sementara saja dan hidup itu berputar bagaikan roda. Apa yang kau miliki saat ini belum tentu akan terus kau miliki ...

Roda itu sekarang membawaku ke negeri ini, negeri dimana suamiku berasal. Di mana kemandirian sangat dihargai dan menjadi modal utama untuk bertahan hidup. Terus terang aku juga sangat menikmatinya, menjalaninya dengan percaya bahwa aku sanggup dan mampu.

Aku percaya di setiap perjalanan hidup yang aku singgahi akan menempaku menjadi lebih kuat dan tegar namun semoga tidak menjadikanku tinggi hati dan lupa diri. Aku ingin mengambil setiap nilai-nilai positif di dalam perjalanan kehidupanku, menghidupkannya terus dalam hidupku, dan bersyukur karenanya. Meskipun begitu, hal-hal negatif yang pernah terjadi tidak akan pernah aku lupakan, aku bersyukur pernah mengalaminya, karena tanpa itu semua aku bukanlah aku yang sekarang.

Hari-hariku sekarang kugunakan untuk melatih diri menjadi pribadi yang lebih sabar dan tekun. Kembali bersekolah lagi, mencoba sebaik mungkin menjalaninya dan berharap akan memetik hasilnya di masa depan. Memang bukan hal yang mudah, namun aku yakin aku pasti bisa :)

Wednesday, May 12, 2010

Persamaan yang memiliki konsekuensi

Kesan kuat yang kurasakan ketika mengenal kehidupan dan budaya Denmark adalah karakter perempuan Denmark yang kuat. Kuat yang kumaksud adalah 'mereka tahu apa yang mereka mau' serta 'lebih berani mengambil keputusan untuk hidup mereka sendiri'. Kesan kuat itu semakin bertambah ketika mendengar intonasi bahasa Danish yang keluar diucapkan dari mulut perempuan Danish terkesan lebih keras dan menghentak daripada laki-laki. Tentu saja semua ini adalah murni subyektivitas dari apa yang kurasakan dan kudengar sehari-hari ketika berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman di sini.

Ketika kusampaikan hal ini kepada beberapa teman perempuan Danish, kesan kuat yang kurasakan itu mungkin disebabkan oleh pola asuh anak di Denmark. “Di Denmark, sejak kecil kami telah diberi ruang gerak dan kesempatan yang sama dengan anak laki-laki sehingga kami tidak takut untuk bersaing secara sehat dengan mereka”, jelas Dorte kawan baruku yang memiliki keahlian dalam mendesign pakaian, namun memutuskan untuk meneruskan pendidikan S2 nya dalam bidang psikologi anak. Selain itu di Denmark kaum perempuan sangat dilindungi secara hukum baik dalam aspek kehidupan keluarga (hubungan suami-istri) maupun kehidupan di dunia kerja.

Namun menurut Dorte, kondisi ‘persamaan’ tersebut tidak serta merta menguntungkan perempuan, karena ternyata juga menimbulkan dilema di dalam diri si perempuan sendiri. Misalnya ketika perempuan itu bekerja full time dan suatu waktu dia menikah, hamil dan harus mengasuh anak. Kebanyakan perempuan Danish sebetulnya lebih memilih untuk dapat cuti hamil lebih lama daripada hanya 12 bulan (peraturan cuti hamil di Denmark) dan menikmati kehidupan sebagai seorang ibu rumah tangga full time dan tidak perlu bekerja di luar rumah. Namun perempuan yang hanya menjadi ibu rumah tangga saja masih sangat janggal di Denmark. Selain itu kaum laki-laki atau suami lebih menyukai istrinya untuk juga bekerja menghasilkan uang dalam rangka membantu kehidupan ekonomi (bukan sekedar mencari aktualitas), karena di Denmark penghasilkan dari suami saja tidak akan cukup untuk menopang kehidupan suatu keluarga dengan anak-anak . Walau sekolah dan kesehatan 100% gratis, namun biaya hidup di Denmark sangatlah tinggi. Selain itu sistem sosial di Denmark sangat mengharapkan perempuan untuk turut berperan aktif dalam dunia kerja sehingga dapat memberikan kontribusi berupa pajak yang akan dimanfaatkan kembali untuk kehidupan masyarakat bersama (sekolah, kesehatan, pembangunan infrastruktur, dsb).

Beda sekali dengan di Indonesia, dimana bekerja full time masih menjadi pilihan alternatif bagi sebagian kaum perempuan. Perempuan di Indonesia masih dapat leluasa memilih untuk bekerja (itu juga kalau diijinkan suami ) atau tinggal di rumah menjadi ibu rumah tangga full time. Tentu saja tidak semua kaum perempuan Indonesia memiliki hak istimewa seperti itu, banyak juga perempuan-perempuan yang harus bekerja demi mempertahankan hidup misalnya perempuan pekerja pabrik, pekerja seks komersial, dan masih banyak contoh lainnya dimana perempuan mau tak mau harus bekerja di luar rumah.

Selain itu persamaan antara laki-laki dan perempuan tidak 100% mutlak berlaku di negeri ini. Misalnya ketika pemilihan ketua organisasi terdapat dua orang kandidat satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Walaupun secara kualitas keduanya sama, kemungkinan besar organisasi itu akhirnya akan diketuai oleh sang laki-laki karena lebih hemat secara biaya. Perempuan Danish dengan fasilitas dan perlindungan yang dia miliki ternyata dianggap sebagai ‘produk mahal’ (misalnya karena dia tetap mendapatkan gaji full walau cuti hamil selama 1 tahun) belum lagi hak-hak mengajukan keluhan/ complain. Jadi seperti senjata makan tuan.

Di dunia kerja walaupun secara hukum dinyatakan secara tegas tidak diperbolehkan membedakan pemberian upah antara laki-laki dan perempuan, namun pada kenyataannya di Denmark perempuan masih mendapatkan gaji yang sedikit lebih rendah daripada laki-laki. “Perempuan Danish tampaknya kurang agresif dalam melakukan negosiasi upah”, begitu jelas suamiku ketika kutanyakan mengenai hal ini.

Jadi ternyata kesan kuat yang kurasakan itu tidak semuanya benar dan tidak semuanya salah. Semuanya mengandung konsekuensinya masing-masing. Misalnya ketika Dorte memutuskan untuk berpisah dan bercerai dengan suami pertamanya . “Saya tidak dapat lagi meneruskan pernikahan itu dan itu merupakan pilihan yang juga dihormatinya (mantan suami)”, ujarnya. Sakit hati dan konflik selama proses perceraian adalah hal yang wajar dan dirasakan oleh hampir semua pasangan yang berpisah. “Mungkin kami di Denmark melihat perceraian ini secara lebih santai saja, jadi kebanyakan orang Denmark setelah bercerai masih menjadi teman dan masalah pengasuhan anak-anak ditanggung bersama-sama”, jelasnya lagi ketika kusinggung bagaimana perempuan Danish menghadapi masalah perceraian.

Sunday, May 9, 2010

Masalah keterasingan dan minimnya promosi tentang Indonesia

Menjadi satu-satunya orang Indonesia di tengah-tengah kerumunan orang-orang Denmark sempat menjadi masalah besar buatku. Dulu pertama kali datang ke Denmark sekitar tahun 2005, aku sempat home sick berat dan merasa kesepian di tengah keramaian ketika harus berada di tengah-tengah mereka. Hal itu terjadi terutama sekali disebabkan kendala bahasa. Aku ngga ngerti sama sekali bahasa Danish dan mereka jarang sekali berbicara dalam Bahasa Inggris, walau Bahasa Inggris mereka tidak kalah bagusnya dengan orang Inggris sendiri 
Dari waktu ke waktu masalah keterasingan itu semakin berkurang kadarnya. Lambat laun aku mulai bisa mengerti dan memahami bahasa dan terutama cara pikir mereka. Kadang-kadang aku memberanikan diri berbicara dalam bahasa mereka. Salah-salah dikit tak apa yang penting nekat :P Mereka memberikan respon yang baik dan membantuku membetulkan pelafalan kata yang aku ucapkan.

Selain kendala bahasa, kendala lainnya adalah kesabaran dan ketahanan fisik ketika kita berada di tengah mereka, misalnya saat makan malam acara keluarga, bertandang ke rumah kawan dekat, pesta babtis dan sebagainya. Soalnya mereka senang sekali ngobrol ngalor ngidul (tapi bukan ngegosip lo :D) dan melontarkan joke-joke yang sulit untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Waktu makan malam keluarga di akhir pekan bisa dimulai dari pukul 7 hingga 12 malam bukan karena ngunyah makanannya yang lama, tapi acara ngobrolnya yang panjannnnnng banget (tentunya diselingi makan pembuka, makan utama, makanan penutup, dan dilanjut lagi dengan minum kopi). Dan itu ngobrolnya sudah pasti dalam bahasa mereka. Dulu sebelum punya Bintang, susah mau pamit mundur karena ngga ada alasan kuat buat aku (ngantuk berat ternyata tidak cukup untuk menjadi alasan). Suamiku pasti ngga akan membolehkan aku tidur lebih dahulu, katanya: “You have to learn our culture” :P . Sekarang setelah ada Bintang lumayan lah ada alasan untuk masuk kamar duluan soalnya harus ngelonin Bintang tidur hehehe. Acara makan buat orang Denmark ternyata bukan hanya untuk mengenyangkan perut yang lapar, tapi benar-benar menjadi ajang sosialisasi dan relaksasi rutin.

Akhir pekan ini, Lars dan aku datang ke pesta ulangtahun seorang kawan baik Lars, Michael Beck yang ke-50 tahun. Dalam acara pesta semi-formal itu aku satu-satunya orang Indonesia (Asia) di antara kurang lebih 60 orang Denmark di sana. Tidak seperti saat pertama merasakan keterasingan karena menjadi minoritas, kemarin aku begitu menikmati suasana pesta. “Be yourself” , begitu mottoku sekarang :D

Aku banyak mendapatkan teman ngobrol yang asyik dan semuanya ternyata pernah mengunjungi Indonesia.

Knud (ayah Dorthe, istri Michael Beck) : “Anna, kenapa kamu meninggalkan negerimu yang indah itu?” “Maunya sih tidak, tapi gara-gara dia nih yang menculikku”, jawabku bergurau sambil melirik Lars suamiku yang berdiri tak jauh dari tempat kami berdiri.

Knud pernah mengunjungi Indonesia 3 kali, dia pernah mengunjungi Danau Toba, Jakarta, Dieng, Pangandaran, dan Banda Aceh. Di Banda Aceh dia dan istrinya sempat mendapat masalah, karena tidak ada satupun hotel yang berani menerima mereka bermalam. Saat itu tahun 1994. Akhirnya setelah lelah mencari tempat bermalam seorang tokoh Aceh membantu mereka mendapatkan tempat menginap di satu-satunya hotel yang ‘tidak takut’ menerima tamu asing, dan hotel itu terletak jauh di luar kota Banda Aceh. Walau pernah mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan, dia tidak kapok untuk datang ke Indonesia lagi.
Jacob (mantan suami Sene, adik kandung Michael Beck) juga pernah mengunjungi Indonesia. Dia selama 3 bulan menjadi backpacker di kepulauan Maluku. Dia tinggal bersama-sama penduduk lokal di sana dan mempelajari bahasa setempat. Slogannya: “aku bukan turis” :D

Leif dan Dorte mereka berdua pasangan suami istri sahabat Michael Beck dan Dorthe. Leif pernah berlayar selama 9 bulan menyusuri bagian barat Sumatera hingga Flores. Sedangkan Dorte baru sempat mengunjungi Bali saja dalam rangka berlibur bersama Leif beberapa tahun yang lalu.

Dan terdapat beberapa orang Denmark lainnya yang aku tidak ingat namanya mendatangiku menyalami aku dengan ramah dan bercerita tentang pengalaman mereka ketika datang ke Indonesia. Duh, rasanya bangga sekali Indonesia dikenal oleh orang-orang ini.

Michael Beck sendiri empunya acara, mengunjungi Indonesia bukan lagi hal baru baginya. Dia pernah tinggal di Manado, Semarang dan mengunjungi Bali-Lombok untuk urusan kerja.
Sayangnya, promosi Indonesia tidak segencar promosi Thailand. Aku samasekali belum pernah melihat iklan tentang promosi visit Indonesia di media-media Denmark. Mereka rata-rata tahu tentang Indonesia dari teman atau saudara yang pernah mengunjungi Indonesia dalam urusan pekerjaan atau dinas. Sayang sekali padahal dunia pariwisata kita tidak kalah dengan Thailand atau negara-negara Asia lainnya.

Mudah-mudahan ke depan aku dapat melakukan sesuatu untuk membantu mempromosikan Indonesia di Denmark.

Thursday, April 29, 2010

Les Privat Bahasa Danish

Tanpa mengantongi 'ijin tinggal sementara' (temporary resident permit) dari pemerintah Denmark, aku belum dapat mendaftarkan diri masuk ke sekolah bahasa Danish (Danish Education Programme) yang dilaksanakan secara formal oleh negara. Hingga saat ini, pihak imigrasi masih memproses ijin tinggalku, semoga bulan depan sudah ada kabar baik dari mereka.

Namun tanpa ijin tinggal bukan berarti aku hanya berdiam diri tidak melakukan apapun untuk menambah pengetahuanku tentang negara Denmark.

Blog ini salah satu bentuk niatku untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan Denmark. Dengan menulis, otomatis pengetahuanku tentang Denmark akan bertambah karena aku harus membaca atau mengamati langsung lingkungan sekitarku. Aku senang bila tulisanku di blog ini dapat menjadi referensi bagi pembaca lain yang memiliki minat yang sama untuk "mengenal Denmark".

Untuk menulis hal-hal yang kuanggap menarik tentang Denmark, aku mau tak mau harus membiasakan membaca referensi-referensi terkait tentang Denmark dari internet dan perpustakaan. Terimakasih banyak untuk salah seorang kawan yang bekerja di World Bank Jakarta, dia mengirimkan banyak sekali e-book yang terkait dengan Denmark. Aku pasti akan mencari waktu untuk membacanya semua :) dan mudah-mudahan ada beberapa di antaranya yang dapat aku share di dalam blog ini.

Aku juga memiliki mimpi untuk mulai bekerja dan mencicil membuka bisnis impianku. Tentu saja, semua itu harus dimulai dengan menguasai bahasa Danish secara fasih. Alhamdulilah, salah seorang kawan dekat suamiku menawarkan diri untuk menjadi guru privat bahasa Danishku 100% Gratis :) cukup dengan bayaran makan siang dan secangkir dua cangkir kopi saja.

Hari ini adalah sesi ke-2ku belajar dengannya. Setiap minggu sekali kami berjanji bertemu. Bila tidak dia yang datang ke rumah, aku yang datang ke rumahnya. Dia guru yang baik dan sangat sabar. Dia juga memberikan referensi yang sangat banyak berupa CD dan beberapa link online-learning yang dapat aku buka secara gratis. Dia terus menyemangatiku untuk 'membiarkan bahasa ini menyatu/ internal dalam tubuhku' dengan rajin mendengar dan mencoba mengucapkannya tanpa rasa takut melakukan kesalahan pelafalan. Selanjutnya aku juga harus mencoba menulis. "Tapi semua itu akan tiba waktunya, jangan kuatir", ujarnya memotivasi.

Terus terang Bahasa Danish bukanlah bahasa yang mudah terutama untuk orang Indonesia karena mereka memiliki 3 huruf yang tidak ada dalam daftar alphabet kita seperti æ ø å yang pengucapannya cukup sulit bagi lidah Indonesia, belum lagi untuk hurup Y mereka tidak membacanya seperti kita (Ye) tapi mirip U dengan lidah bergulung di dalam mulut dan dibunyikan secara lembut. Sebagian bunyi yang dihasilkan dalam bahasa ini berasal dari dalam tenggorokan. "Banyak orang bilang Bahasa Danish mirip orang yang sakit tenggorokan dan mengulum kentang bulat-bulat di dalam mulut secara bersamaan", katanya lagi sambil tersenyum. "Atau kalau kamu kesulitan membedakan bunyi huruf-huruf aneh itu, rajin-rajinlah mendengar anjing yang sedang menyalak", candanya mencairkan suasana lagi. Bayangkan orang Denmark sendiri loh yang komentar seperti ini tentang bahasanya sendiri :D

Oya, buat teman-teman pembaca blog ini yang tertarik untuk mendapatkan link-link online 'Belajar Bahasa Danish' yang aku punya, silakan kontak aku aja ya ke kristinabudiati@gmail.com.




Monday, April 26, 2010

Program Pendidikan Bahasa Danish

Jika kamu telah berusia di atas 18 tahun, memiliki ijin tinggal di Denmark dan mendapatkan nomor penduduk (CPR), kamu berhak mendapatkan 3 tahun pendidikan Bahasa Danish. Pendidikan Bahasa Danish bukan hanya mempelajari Bahasa Denmark namun juga mendalami hal-hal yang berkaitan dengan sosial-budaya Denmark.

Kamu berhak mendapatkan fasilitas pendidikan bahasa ini hingga kamu lulus tes akhir kemampuan berbahasa Danish. Pendidikan bahasa ini akan mempermudah dan mempercepat kamu dalam mencari pekerjaan di Denmark.

Tiga jenis Program Pendidikan Bahasa Danish

Program Pendidikan 1
Program ini diperuntukkan untuk seseorang yang samasekali belum pernah belajar membaca dan menulis dalam bahasa ibunya. Program ini mengutamakan bagaimana berbicara dalam Bahasa Danish. Namun selain itu program ini juga mempelajari cara membaca dan menulis Bahasa Danish secara sederhana. Program ini bertujuan untuk membantu seseorang mendapatkan pekerjaan yang tidak membutuhkan ketrampilan.

Program Pendidikan 2
Program ini diperuntukkan untuk seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan / ketrampilan dasar di negara asalnya. Dalam program ini seseorang akan mampu memahami, berbicara dan membaca Bahasa Danish sehingga dapat menerapkannya di tempat kerja sehari-hari. Program ini juga akan mengajarkan menulis dalam Bahasa Danish secara sederhana.

Program Pendidikan 3
Program ini diperuntukkan untuk seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan menengah dan tinggi di negara asalnya. Program ini memiliki tingkat yang lebih tinggi dari Program Pendidikan 2.

Keseluruhan program di atas akan ditutup dengan ujian akhir. Hasil ujian akhir akan sangat membantu untuk mengikuti serangkaian program kursus-kursus lainnya atau untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Denmark.

Terjemahan: Citizen in Denmark Halaman: 34-35

Saturday, April 24, 2010

Keluarga dan Masyarakat Denmark

Masyarakat dalam negara kesejahteraan Denmark terbentuk atas dasar penghormatan atas individu-individu di dalamnya dan rasa tanggung jawab bersama dalam masyarakat , baik dalam kaitan dengan keluarga maupun masyarakat secara keseluruhan.

Persamaan hak antara perempuan dan laki-laki
Laki-laki dan perempuan memiliki hak dan tanggungjawab yang sama dalam setiap aspek kehidupan seperti dalam dunia kerja, ekonomi dan kehidupan politik. Hal yang sama berlaku pula dalam keluarga dimana laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam membuat keputusan tentang hidup mereka, termasuk di dalamnya mengenai perceraian. Contoh lainnya dalam kebanyakan keluarga di Denmark baik suami maupun istri bekerja di luar rumah dan bekerjasama dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari di rumah.

Warga masyarakat dalam sektor publik saling berbagi tugas dan tanggungjawab, misalnya anak-anak dan remaja berhak mendapatkan pola asuh dan pendidikan yang baik, sementara yang sakit dan lemah berhak mendapatkan perhatian dan perawatan.

Dengan membayar pajak, semua warganegara memberikan kontribusinya dalam pelayanan publik tersebut di atas. Melalui uang pajak yang dibayar, sektor publik sanggup menyediakan fasilitas untuk anak-anak seperti : tempat penitipan anak, sekolah, dan rumah sakit dan juga perawatan bagi para orang jompo dan siapapun yang lemah dan membutuhkan perawatan.

Pernikahan
Pasangan diperbolehkan menikah ketika mereka telah berusia 18 tahun ke atas. Dibawah usia 18 tahun mereka harus mendapatkan ijin khusus dari kantor kommune. Tidak boleh menikah dengan keluarga dekat seperti menikahi saudara kandung, anak, dan orang tua. Menikah harus berdasarkan kesukarelaan masing-masing pasangan bukan dalam kondisi dipaksa/ dijodohkan.

Pasangan yang disahkan/ terdaftar
Pasangan homoseksual dapat mencatatkan hubungan mereka secara sah/ legal seperti dalam ikatan pernikahan. Homoseksual di Denmark memiliki hak dan tanggungjawab yang sama sebagaimana warga negara lainnya. Meskipun begitu mereka tetap harus mengikuti peraturan-peraturan tertentu seperti mereka tidak memiliki hak untuk mengadopsi anak.

Hubungan di luar ikatan pernikahan
Ketika dua orang memutuskan untuk hidup bersama tanpa menikah hal ini dikenal dengan sebutan cohabitation. Pasangan seperti ini tidak memilikitugas dan tanggungjawab yang sama seperti pasangan yang menikah secara resmi.

Jika pasangan ini memiliki anak dan memutuskan untuk berpisah, anak akan otomatis jatuh dalam pengasuhan Ibu. Namun mereka berdua dapat merawat anak-anak mereka bersama-sama sesuai kesepakatan.

Segala pembagian harta gono gini menjadi hak mereka berdua untuk memutuskan, sebagaimana mereka memutuskan tentang hak pengasuhan anak. Bila terjadi silang sengketa, masalah dapat diselesaikan di pengadilan dan administrasi negara.

Perpisahan dan Perceraian
Pasangan yang tidak lagi ingin meneruskan hubungan pernikahannya memiliki hak untuk bercerai. Perpisahan adalah masa awal percobaan sebelum mengajukan perceraian. Pasangan dapat bercerai setelah mereka telah berpisah selama satu tahun. Namun jika mereka berdua sepakat mereka dapat bercerai secara resmi setelah berpisah selama 6 bulan.
Jika perceraian disebabkan kekerasan domestik dalam rumah tangga, maka perceraian dapat segera dilakukan tanpa melalui masa perpisahan.

Kekerasan domestik dalam rumah tangga
Apa yang terjadi dalam rumah tangga adalah wilayah pribadi di mana negara tidak dapat ikut campur. Hal ini bukan berarti kekerasan dalam rumah tangga dapat ditoleransi dan diterima oleh hukum di Denmark. Jika seseorang mengalami kekerasan rumah tangga, orang tersebut dapat mencari bantuan ke kantor kommune setempat, pusat krisis atau lembaga bantuan konsultasi keluarga. Kekerasan dalam rumah tangga juga dapat dilaporkan ke polisi.

Carilah pertolongan sebelum terlambat
Jika seseorang korban kekerasan rumah tangga membutuhkan pertolongan dan nasehat, dapat mengontak kantor kommune setempat dan pusat krisis di mana orang tersebut memiliki hak untuk tidak membuka identitasnya.

Jika ternyata kondisinya semakin memburuk, orang tersebut dapat pindah ke pusat krisis. Di tempat ini orang tersebut akan mendapatkan perlindungan hingga keputusan selanjutnya. Pusat Krisis memberikan bantuan berupa dukungan sosial, fisik dan pendidikan. Hal ini berlaku baik bagi perempuan maupun laki-laki korban kekerasan rumah tangga. Anak-anak juga dapat ikut serta bersama orangtuanya untuk tinggal sementara di pusat krisis ini.

Terjemahan: Citizen in Denmark Halaman: 55-58

Friday, April 23, 2010

Sistem pemerintahan di Denmark

Pemerintahan Denmark
Denmark adalah negara demokrasi. Kebanyakan keputusan-keputusan penting dibuat oleh para politisi yag secara demokratis dipilih untuk duduk dalam Parlemen Denmark, Dewan Regional, dan Dewan Kota.

Kekuasaan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif
Di Denmark ketiga institusi tersebut berdiri sendiri-sendiri dan bersifat independen satu sama lain. Parlemen Nasional Denmark yang disebut Folketinget mengeluarkan peraturan. Pemerintah dibantu oleh administrasi negara bertugas memastikan pelaksanaan peraturan yang telah dibuat oleh parlemen. Dan institusi peradilan seperti pengadilan daerah, pengadilan tinggi, dan Mahkamah Agung bertugas memberikan penilaian dan keputusan hukum.

Demokrasi mulai diterapkan sejak tahun 1849
Demokrasi di Denmark berdasarkan konstitusi Denmark tahun 1849. Konstitusi tersebut sepanjang perjalanannya telah mengalami perbaikan beberapa kali, misalnya pada tahun 1915 ketika kaum perempuan diberikan hak untuk memilih. Konstitusi yang digunakan sekarang adalah dari tahun 1953 dan tidak mengalami banyak perubahan.

Konstitusi Denmark mengandung aturan-aturan dasar terkait bagaimana negara ini diperintah dan untuk memastikan hak-hak dasar dan kebebasan warganegara terpenuhi. Konstitusi ini menjamin hak-hak kepemilikan privat, kebebasan memeluk dan menjalankan ibadah agama, kebebasan untuk membentuk organisasi, kebebasan/ hak untuk melakukan demonstrasi, kebebasan berekspresi dalam bentuk tulisan, ucapan, atau bentuk-bentuk lainnya.

Di Denmark, kebebasan untuk berbicara berarti seseorang bebas untuk mengeluarkan/ mengekspresikan apa yang dirasa san dipikirkan. Namun tentunya kebebasan itu tetap harus bertanggungjawab berkaitan dengan hukum dan aturan yang berlaku. Seseorang dapat dihukum bila menghina kehormatan orang lain atau mengancam orang/ pihak lain, misalnya yang berkaitan dengan kepercayaan atau ras.

Terjemahan dari : Citizen in Denmark
Halaman: 13

Thursday, April 22, 2010

Geografi dan Populasi di Denmark

Lima juta penduduk
Populasi Denmark lebih kurang mencapai 5,4 juta jiwa penduduk. Delapan puluh lima persen hidup di perkotaan. Hampir 1,6 juta jiwa tinggal di ibu kota negara. Kopenhagen, dan daerah sekitarnya. Dengan populasi sekitar 300 ribu jiwa Aarhus menjadi kota kedua terbesar di Denmark. Bahasa Denmark (Danish) menjadi bahasa utama yang digunakan di seluruh negeri. Lebih kurang 270 ribu jiwa penduduk atau 5 persen dari jumlah total populasi adalah pendatang asing dari beragam negara terutama datang dari negara-negara Nordic lainnya, Eropa Tengah, Amerika Utara, Timur Tengah, Asia Selatan dan Afrika.

Negara Kepulauan
Denmark terdiri dari semenanjung Jutland dan 406 pulau. Dua pulau besar adalah Zealand dan Funen. Pulau-pulau lainnya kebanyakan hanyalah pulau-pulau kecil dengan jumlah penduduk sedikit.

Ibu kota negara Denmark adalah Kopenhagen yang berada di Pulau Zealand. Di Semenanjung Jutland kota yang terbesar adalah Aarhus, Aalborg dan Esbjerg. Odense adalah kota terbesar di Funen. Sebagian besar kota-kota di Denmark terletak di pinggir pantai. Denmark memiliki lebih kurang 7,300 kilometer garis pantai. Denmark tidak memiliki gunung, ketinggian dataran di Denmark paling tinggi hanya 173 meter di atas permukaan laut. Mayoritas lahan di Denmark adalah lahan pertanian.

Denmark memiliki jaringan jalan dan rel kereta. Transportasi umum seperti bis dan kereta api memudahkan para turis untuk menjelajahi negara ini sepanjang hari. Transportasi ferry tersedia menghubungkan dengan beberapa pulau. Jembatan besar menghubungkan Jutland-Funen-dan Zealand. Terdapat juga jembatan besar yang menghubungkan antara Kopenhagen Denmark dan Kota Malmo di Swedia.

Bagian dari Wilayah Nordik
Greenland dan Kepulauan Faroe adalah bagian dari Kerajaan Denmark namun mereka memiliki pemerintahan independen sendiri. Ini berarti penduduk kedua tempat itu adalah berkewarganegaraan Denmark yang memiliki hak pilih para wakil rakyat di Parlemen Denmark.

Denmark merupakan bagian dari wilayah Nordik. Lima negara Nordik antara lain: Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia, Islandia, dan juga Greenland , Kepulauan Faroe dan Aaland. Denmark adalah anggota Uni Eropa.

Terjemahan dari: Citizen in Denmark Information to new citizens about Danish Society Halaman: 9

Wednesday, April 21, 2010

Selamat Datang sebagai warga baru Denmark

Terjemahan dari Inggris ke Indonesia
Sumber: Citizen in Denmark : Information to new citizens about Danish Society
Halaman: 6 -7

Hallo, warga baru
Memulai hidup baru di suatu negara asing bukanlah hal yang mudah. Kamu akan bertemu dengan banyak orang dan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Pada saat-saat awal mau tak mau kamu akan berhadapan dengan banyak tantangan.

Buku ini akan membantumu memulai hidup barumu di Denmark dan membuat hari-harimu di sini menjadi lebih mudah. Buku ini akan memberikan garis besar mengenai kehidupan sosial di Denmark dan juga informasi yang kamu butuhkan sebagai seorang pendatang baru.

Masyarakat Denmark sebagaimana masyarakat di negara lain memiliki nilai dan aturan fundamental untuk memastikan hak-hak setiap individu warganegara terpenuhi dengan baik.

Denmark merupakan negara demokratik yang menawarkan kebebasan, tanggungjawab dan kesempatan yang sama tanpa membedakan jenis kelamin, ras, latar belakang suku budaya dan cara hidup. Setiap orang bebas untuk berpikir, berbicara, dan menulis apapun yang mereka rasakan, dan juga untuk membentuk kelompok, melakukan ibadah agama atau kepercayaan lainnya. Kebebasan pribadi dan kesamaan merupakan nilai fundamental dalam kehidupan sosial masyarakat Denmark.

Dialog merupakan hal yang penting di setiap strata kemasyarakatan di Denmark. Setiap warganegara didukung untuk terlibat dalam proses demokrasi – misalnya di setiap kantor walikota/kecamatan, partai politik, di lingkungan rumah, di organisasi atau di sekolah/ tempat penitipan anak.

Di Denmark setiap orang harus bisa menyokong dirinya sendiri dan juga dapat memberikan kontribusi ke masyarakat melalui pendidikan, pekerjaan, dan membayar pajak. Melalui sistem pajak, negara mampu memberikan manfaat dan kesempatan yang besar kepada setiap warganegara. Semua warganegara Denmark berhak mendapatkan pendidikan gratis dan juga bantuan keuangan selama menjalankan pendidikan bila diperlukan. Selain itu setiap warganegara berhak mendapatkan layanan kesehatan dan rumah sakit secara gratis, dan negara juga melindungi setiap warga negara lanjut usia dan cacat dengan memberikan layanan khusus kepada mereka setiap hari secara gratis. Warganegara yang masih mampu bekerja namun masih belum mendapatkan pekerjaan juga akan menerima bantuan konsultasi mengenai pekerjaan dan keuangan (dalam jumlah yang tidak besar) sehingga mereka dapat segera mendapatkan pekerjaan kembali.

Denmark merupakan negara maju, memiliki kondisi ekonomi yang baik, dan modern dalam kaitan dengan design, bioteknologi, lingkungan hidup dan bidang-bidang lainnya membutuhkan ketrampilan. Denmark adalah negara yang menawarkan kesempatan yang beragam kepada siapapun yang memiliki keinginan kuat untuk berperan di dalamnya.

Hal ini menjadi tantangan – tidak hanya untuk kamu sebagai pendatang, namun juga kami orang Denmark sendiri – untuk mengembangkan dan mempertahankan masyarakat yang terbuka terhadap kebebasan, kemajuan dan kesempatan yang sama. Keberagaman yang kamu dan pendatang lainnya bawa dari negaramu masing-masing dapat memberikan kontribusi berarti bagi perkembangan dinamika dan inovasi masyarakat di Denmark.

Dengan harapan kamu akan aktif terlibat dalam masyarakat Denmark di mana sekarang kamu menjadi bagian di dalamnya, kami ucapkan selamat datang di Denmark. Semoga sukses dengan kehidupan barumu di Denmark.

Saturday, April 17, 2010

Bunga-bunga liar musim semi di Denmark

Di musim semi beragam bunga liar khas musim semi mulai tumbuh di mana-mana, sehingga suasana tidak lagi sepucat dan seburam musim dingin. Aku suka sekali dengan bunga, walau harus lebih banyak belajar lagi tentang nama dan jenis mereka satu persatu. Aku beruntung memiliki suami yang memiliki latar belakang pendidikan biologi sehingga aku bisa banyak bertanya tentang nama bunga dan tanaman padanya tanpa harus repot-repot membuka buku :)

Hari ini kami sekeluarga memutuskan untuk pindah ke rumah pantai mama mertua yang berjarak kurang lebih 22 kilometer dari Kota Slagelse (dimana kami tinggal selama ini). Kami selalu menyukai pindah ke rumah pantai, karena suasananya sangat tenang dan sudah pasti dekat ke laut. Selain itu aku sangat menyukai suasana alam sekitar rumah pantai ini, banyak tumbuhan liar yang menarik minatku. Seperti misalnya hari ini aku mendapati dua jenis bunga yang tumbuh liar di halaman rumah:

Cow Bell Flower (Nikkende Kobjaelde) / Pulsatilla vernalis
Bunga ini termasuk langka dan jarang ditemukan karena hanya tumbuh pada kondisi tanah tertentu. Bunga ini hanya akan bertahan tumbuh hingga bulan Mei.















Easter Lily Flower (Pa
skelilje)/ Narcissus pseudonarcissus
Bunga ciri khas saat hari Paskah di Denmark, banyak digunakan sebagai dekorasi Paskah di rumah dan gereja. Bunga ini juga hanya dapat bertahan pada musim semi dan akan menghilang di musim panas.

Friday, April 16, 2010

Etika Berkendara Mobil Di Denmark

Denmark adalah negara kecil yang memiliki jaringan infrastruktur jalan yang memadai dan dapat membawa Anda menikmati suasana Taman Tivoli di Kopenhagen hingga pemandangan laut yang spektakuler sepanjang garis pantai Denmark yang menghadap ke Lautan Atlantik. Jembatan “The Great Belt” “Oresund” menghubungkan Swedia dan Denmark , melalui Pulau Selandia (Sealand) dan Fyn. The Great Belt adalah jembatan sepanjang 18 kilometer yang pembangunannya membutuhkan waktu 10 tahun.

Semua jenis kendaraan beroda empat dan sepeda motor harus menyalakan lampu depan walaupun di siang hari dan dalam cuaca jelas sekalipun. Lampu kabut harus digunakan hanya dalam cuaca berkabut atau hujan lebat. Pengemudi harus memberikan tanda lampu belok kiri/ kanan ketika mengubah jalur di jalan raya, sebelum dan setelah menyalip.

Mobil melaju di jalur kanan , menyalip di sebelah kiri, dan memberikan jalan untuk lalu lintas dari sebelah kanan. Sebagian besar rambu lalu lintas di Denmark berlaku internasional.

Catatan khusus: Lambang segitiga merah dan putih artinya ‘memberikan jalan’ atau tanda garis segitiga putih berarti bahwa Anda harus memberi jalan untuk lalu lintas di depan Anda. Berikan jalan untuk bis yang telah memberikan sinyal keluar dari halte bis.

Penyebrang jalan harus melewati tanda zebra cross. Kecepatan harus disesuaikan agar tidak membahayakan pejalan kaki di persimpangan. Pada jalan putaran ‘round about’, berikan jalan pada pejalan kaki yang hendak menyebrang jalan , dan juga ke pengendara sepeda dan sepeda motor ketika Anda hendak berbelok.

Parkir mobil hanya diijinkan di sisi kanan jalan dan di larang di jalan utama dan jalan tol. Mobil dapat memarkirkan dua roda mobilnya ke atas trotoar bila aturan polisi setempat mengijinkan. Di Kota Kopenhagen Anda hanya dapat memarkirkan mobil di daerah-daerah yang telah ditandai boleh untuk parkir. Dan setiap daerah parkir memiliki batas-batas waktu tertentu misalnya hanya boleh parkir 1 jam, 2 jam atau 3 jam. Lewat dari batas itu Anda akan terancam denda yang lumayan besar.

Kejadian sial pernah dialami Lars ketika kami parkir mobil sebelum bermain bowling. Dia lupa untuk menset jam yang berada di kaca depan mobil bagian kanan dan kami parkir di halaman parkir yang hanya membolehkan 1 jam parkir. Tanpa ba bi bu, kami mendapati tiket denda sebesar 590 Kroner atau sekitar Rp 1,2 juta yang diselipkan di viper kaca depan mobil kami hanya karena kami lupa men-set jam dan petugas parkir mengira kami telah parkir lebih dari 1 jam L . Hati-hati juga ketika parkir, karena bila Anda memarkirkan mobil Anda sembarangan, polisi tanpa segan-segan akan menderek mobil Anda dan biayanya akan ditambahkan dalam denda yang harus kita bayar.

Pom bensin dapat ditemukan setiap 50 km di sepanjang jalan raya. Sebagian besar pom bensin memiliki mesin pembayaran otomatis sehingga Anda dapat menggunakan kartu kredit atau debit Anda dan tidak perlu melakukan pembayaran melalui kasir di dalam kios yang berada di di pom bensin. Catatan: di Denmark seperti negara-negara maju lainnya, tidak ada satupun petugas pom bensin berseragam seperti yang ada di Indonesia yang membantu kita mengisi bensin. Kita harus mengisi bensin sendiri dengan mengikuti instruksi di mesin pom bensin, dan setelahnya melakukan pembayaran di dalam kios pom bensin atau membayar secara otomatis di mesin pom bensin. Sebagian besar pom bensin selain menyediakan fasilitas kios dimana Anda dapat membeli rokok, permen, susu, majalah dan sebagainya, mereka juga menyediakan bengkel cuci mobil otomatis.

Untuk menyewa mobil Anda minimal harus berusia 21 tahun dan memiliki SIM Internasional atau SIM Denmark yang berlaku minimal 1 tahun. Penggunaan sabuk pengaman dan kursi bayi & anak hukumnya wajib di Denmark. Kursi bayi untuk anak-anak dari 0-4 tahun dan kursi anak dari usia 4-6 tahun. Bila Anda berkendara mobil dengan anak-anak dan tidak mendudukkan mereka dalam kursi bayi/anak, polisi akan mencabut SIM Anda selamanya ditambah denda yang sangat besar. Keselamatan penumpang terlebih bayi dan anak-anak menjadi aturan yang tidak dapat ditawar di negara ini.

Sunday, April 11, 2010

Amber ku yang cantik

Salah satu tempat favorit kami selama tinggal di Denmark adalah rumah musim panas (strandhuset/ sommerhuset) milik mama mertua yang berlokasi di pinggir pantai Ornum tak jauh dari Kota Kalundborg. Kami seringkali menghabiskan waktu berjalan kaki menyusuri pantai, berenang (saat musim panas), atau bermain kayak seharian.

Selain itu di tempat ini yang tidak boleh ketinggalan untuk aku lakukan adalah...mencari amber!
Amber adalah fosil resin (getah dari pohon pinus) yang tersimpan di dasar laut selama kurang lebih 100 juta tahun lalu dan terangkat naik karena gerakan air laut dan tertiup angin ke pinggir pantai. Saking cantiknya amber banyak digunakan sebagai perhiasan.

Ternyata bukan hanya aku yang suka mencari amber. Beberapa orang dengan sekop sibuk mengaduk-aduk tumpukan rumput laut yang tebal untuk mendapatkan amber. Kalau beruntung kita bisa mendapatkan amber yang besar! Tapi tak jarang kita pulang tanpa membawa hasil satupun. Sehingga tak heran, aku sering merasa beruntung sekali bisa menemukan amber tanpa harus bersusah payah membongkar-bongkar rumput laut yang baunya cukup menyengat itu :)

Seperti hari ini, tanpa sengaja mataku menerobok kilau amber yang cantik di antara pekatnya rumput laut. "I got one", teriakku girang. "So beautiful", ujar suamiku kala kuperlihatkan hasil temuanku itu dengan wajah iri karena dia belum berhasil menemukan satu pun :)

Sampai saat ini koleksi amber yang aku punya sudah cukup banyak. Semuanya aku satukan dalam wadah khusus dan belum ada rencana mau diapakan. Mungkin suatu saat akan kubuat sebagai perhiasan. Aku sering membuka wadah amberku itu hanya untuk mengagumi warna dan tekstur amber-amber yang aku punya. Warnanya beraneka ragam dari kuning terang hingga merah marun dan semuanya masih asli belum digosok.

Koleksi amber yang paling mahal yang pernah kulihat di internet adalah amber yang didalamnya terdapat fosil binatang seperti laba-laba, nyamuk, semut dan sebagainya. Mereka terperangkap dalam getah/resin pohon pinus dan ikut menjadi fosil selama jutaan tahun.

Foto dalam postinganku kali ini adalah amber yang aku temukan hari ini besarnya 1 x 0,5 cm, cukup besar untuk dijadikan mata cincin :)

Friday, April 9, 2010

Lagu Nina Bobo untuk Bintang

Aku samasekali ngga ingat judul lagu ini dan siapa penciptanya. Lagu ini mengalir begitu saja dalam ingatan, dan setiap malam lagu ini menjadi lagu wajib sebelum tidur untuk Bintang. Dia bahkan memintaku menyanyikannya berulang-ulang hingga aku tak sanggup lagi membuka mata karena saking ngantuknya hehehe.

Semoga lagu ini membuat Bintang tidak akan pernah lupa bahwa dia juga orang Indonesia, sehingga di manapun dia berada dia tidak akan melupakan tanah kelahirannya. Muka boleh bule, tapi dia harus fasih berbahasa Indonesia dan mengenal sejarah bangsanya dengan baik.


Waktu hujan turun rintik perlahan
Bintang pun menepi awan menebal

Kutimang si Bintang belaian sayang
anak mama tersayang tidur lah tidur

Ibu mendoa
Ayah menjaga
Agar Bintang kelak jujur melangkah

Jangan Bintang lupa
tanah pusaka
tanah tumpah darah
INDONESIA